Tags

, , ,

Here we are!

Here we are at Sawinggrai Village!

“Dulu, saya itu seorang illegal logger..” ucap bapak Yesaya Mayor, pemilik dari Mambefor Homestay di desa Sawinggrai, Raja Ampat. Ucapan yang langsung ‘menyentil’ saya untuk langsung diam dan mulai serius mendengarkan cerita yang akan disampaikan. *kepo mode: on*

Ternyata, setelah bertahun-tahun bekerja sebagai penebang pohon ilegal; ada satu momen titik balik, dimana Beliau mulai sadar kalau hutan tempatnya menebang pohon itu mulai rusak. “Sedih sekali rasanya melihat hutan yang gundul karena saya tebangi pohonnya”, jelas Beliau. (duhh kalo pada lihat ekspresinya langsung pas Beliau bilang gitu, pasti bakalan ikut tersentuh deh.. :’))

Sejak saat itu, Beliau mulai berusaha mencari cara untuk memperbaiki apa yang sudah dirusaknya. Selain berusaha memperbaiki, Beliau mengatakan bahwa untuk menjaga yang masih bisa dijaga pun tidak bisa dilakukannya sendirian.. warga harus ikut membantu.

“Sulit, apalagi orang papua berwatak keras,” jelasnya sambil melanjutkan. Pak Mayor pun bercerita bahwa Beliau harus berkali-kali berbicara dengan para warga dan memberikan himbauan tanpa henti, mulai dari hal kecil seperti menjaga kebersihan lingkungan hingga pentingnya menjaga alam.. sampai pada akhirnya, semua mulai ikut berkontribusi karna melihat perubahan yang bisa mereka rasakan sendiri hasilnya.

Bersama pak Mayer. Thank you Sefin for the picture! :D

Saat berbincang dengan pak Mayor. Thank you Sefin for the picture! :D

7 tahun sudah perjuangannya bersama para warga setempat, mulai dari membangun dermaga, homestay, hingga diterapkannya sistem daerah konservasi berjarak 100m dari daerah dermaga, sehingga siapapun tidak diperbolehkan menangkap/ mengambil hasil laut dalam jarak itu. 7 tahun loh perjalanannya! tanpa kenal lelah dan patah semangat (hebat banget gak sih?!) dan itu semua masih berlanjut sampai sekarang. Salut! :’)

Desa Sawinggrai!

Desa Sawinggrai!

Dermaga desa Sawinggrai.

Dermaga desa Sawinggrai.

Salah satu homestay yang disewakan.

Salah satu homestay yang disewakan.

Hasilnya? selain positif untuk warga lokal yang mendapat pemasukan tambahan dari turis yang datang, sistem konservasi yang diterapkan juga berhasil loh! yay! Buktinya, hanya snorkling di sekitar dermaga aja, saya bisa keliling-keliling berenang sambil terpesona melihat berbagai jenis ikan dan terumbu karang yang berwarna-warni dalam berbagai bentuk dan ukuran. Beneran deh, masih terbayang perasaan saat diam dan mengapung sambil ngeliatin ikan-ikan; yang terdengar kayaknya cuma nafas diri sendiri, ditemani suara-suara dari gerakan kumpulan para ikan yang berenang kesana kemari.. berkeliling, tanpa peduli akan keberadaan saya disana. *bengong lanjut membayangi*

Oh! Yang gak suka berenang? duduk aja di dermaga sambil lempar roti/ makanan, dijamin yang dilempar bakal habis dalam sekejap karna diserbu sama ikan-ikan sekitar situ, banyak banget soalnya! Seru banget deh ngeliatnya! Bikin betah duduk berlama-lama juga.. Seriusss! :))

Ini di sekitar dermaga. Iya! itu semuanya ikan loh.. :))

Ini di sekitar dermaga. Iya! itu semuanya ikan loh.. :))

It was a very inspiring conversation, after all. Buat saya, pokoknya itu gila dan bikin salut banget dengerin ceritanya.. bayangin aja, sampe bisa mendapatkan hasil yang sekarang terlihat dan bisa dinikmati oleh warganya sendiri maupun turis yang datang kesana, bukanlah sebuah perjalanan mudah dengan proses yang instant — tapi hasil dari kepedulian, perjuangan juga perjalanan yang sangatt paaaaanjang… dan itu semua bermula dari sebuah kesadaran. Respect!

Sunrise.

Sunrise! Selalu seneng kalo liat sunrise.. :’)

Yuk mari ikut mulai jaga alam yang udah kasih kita kehidupan! Di mulai dari jaga dan aware sama lingkungan sekitar kita sendiri aja dulu… Gimana pun itu, selalu lebih mudah menjaga daripada memperbaiki apa yang sudah rusak, kan? yuk yuk! :D

Happy weekend!

..eh, masih Jumat yah? kalo gitu TGIF dong! yayyyy.. \o/

Cheers!

– kar